PELATIHAN MANAJEMEN DI ALAM TERBUKA (OUTBOUND)
Proses belajar melalui metode pendekatan outbound training secara sistemik mulai dilakukan sejak tahun 1941 di Inggris melalui lembaga pendidikan Outbound pertama “Advenetured based Education” yang didirikan oleh Kurt Hahn (kebangsaaan Jerman) dan Lawrence Holt (pedagang Inggris), namun sebenarnya prose pendidikan berbasis alam sudah dikenal sejak zaman Yunani kuno
Dalam pendidikan tersebut petualangan dilakukan dengan menggunakan kapal layar kecil yang didampingi tim penyelamat untuk mendidik para pemuda untuk kebutuhan berperang. Pendidikan dilakukan bertujuan untuk membangun rasa kebersamaaan, kerja sama yang saling melengkapai dan sikap kerelaan berkorban untuk mewujudkan tujuan utama.Perkembangan selanjutnya banyak lembaga sejenis yang didirikan di berbagai negara, terutama berkembang pesat setelah era perang dunia ke-2. Kegiatan pelatihan outbound banyak digunakan oleh angkatan bersenjata untuk mempersiapkan para perajurit yang tangguh di dalam menghadapi kesulitan-kesulitan hidup baik dalam kondisi berperang maupun kondisi aman.
Penggunaan metode ini dirasa efektif dan sudah terbukti dikalangan militer sangat memberikan hasil yang signifikan terhadap tujuan pendidikannya, maka perkembangan selanjutnya metode ini mulai diadopsi oleh perusahaan-perusahaan terutama di Amerika dalam pelatihan-pelatihan manajemen. Saat ini pola-pola outbound juga sudah berkembang di Indonesia dan bahkan sudah di terapkan dalam dunia pendidikan sebagaimana yang dilakukan oleh Super Camp – Quantum Learning.
Pelatihan Outbound ini menjadi semakin populer dikalangan praktisi pelatihan sumber daya manusia baik di perusahaan besar maupun kecil, hal tersebut dikarenakan metode outbound cukup efektif di dalam membangun pemahaman dan perilaku. Apalagi dalam kondisi iklim kompetisi global ke depan memaksa sumber daya manusia Indonesia khususnya harus memiliki kualitas bersaing bertaraf internasional. Maka pendidikan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia menjadi harus mendapat perhatian utama dan prioritas serta ditunjang pula dengan teknologi pendidikan dan pola pendekatan yang efektif seperti outbound salah satunya. Perlu disadari bahwa manusia merupakan sumber daya yang unik dan berbeda dengan sumber daya lainnya, hal tersebut disebabkan karena :
- Tidak ada karakteristik sumber daya manuisa yang persis satu dengan lainnya sebagaimana sebuah mesin. Sehingga diperlukan penanganan yang berbeda-beda untuk setiap masing – masing individu
- Pada dasarnya pada diri sumber daya manusia mempunyai potensi konstruktif dan destruktif yang sama kuatnya. Potensi yang akan munculpun sangat tergantung dari bagaimana perlakuannya
- Sampai kapan pun Sumber daya manusia tidak dapat “dimiliki”, tetapi sangat membutuhkan “investasi” agar dia bisa berprestasi dengan baik.
- Apabila unsur sumber daya yang lain bisa dievaluasi , aspek sumber daya manusia ini justru kebalikannya mereka membutuhkan “reapresiasi” yang berkembang sejalan dengan waktu. Dengan demikian berarti pola pendekatan untuk melakukan “treatment” terhadap sumberdaya manusia haruslah tepat dan sesuai dengan karakteristiknya. Ada beberapa alasan mengapa metode outbound ini layak dijadikan alternatif pendidikan, antara lain :
- 1. Metode ini menggunakan pola pembelajaran orang dewasa (andragogy) dengan pendekatan belajar melalui pengalaman (learning by experience) melalui suasana saling menghargai satu sama lainnya. Suatu kehidupan organisasi dapat disimulasikan dalam sebuah permainan yang secara langsung dapat dirasakan oleh para peserta pelatihan baik pengalaman sukses maupun kegagalannya. Sehingga proses tersebut menjadi suatu pengalaman yang terus menempel dan meningalkan kesan yang mendalam, dengan kata lain target pembeljaran dapat tercapai dengan lebih efektif
- 2. Metode ini merupakan bentuk penyederhanaan dari situasi atau pum permasalahan yang kompleks. Dunia yang kompleks sangat sulit difahami kalau tidak disederhanakan. Banyak hal-hal sederhana yang bisa kita ambil inspirasinya dari alam beserta fenomenanya atau pun perilaku binatang yang kemudian diterapkan dalam kebutuhan real manusia. Alam semesta adalah sumber kearifan dan tempat belajar bagi semua orang. Itu sebabnya Alah memerintahkan kita untuk membaca makna-makna yang terkandung di alam semesta ciptaaan-Nya.
- 3. Metode ini disukai oleh setiap orang di semua level dan jenjang usia karena dilakukan dengan pendekatan permainan yang menyenangkan. Kegiatan di alam terbuka (outbound) banyak sekali menggunkzn permainan-permainan yang sebenarnya sudah biasa dimainkan oleh anak-anak, dan permainan salalu mendapat respon disukai oleh setiap orang. Menurut Eric Berne (pakar bidang analisis transaksional) menyatakan bahwa dalam diri setiap orang dewasa ada komponen kehidupan sebagai orang tua, sebagai orang dewasa dan sebagai anak.. Komponen sebagai orang tua diwujudkan dalam hal menasehatiorang lain, komponen pribadi sebagai orang dewasa ditunjukkan disaat seseorang berdialog dengan akal sehatnya, sedang komponen anak-anak terlihat dari perilaku minta perhatian, kasih sayang dan bermain